Humaniora

Menteri LH: Sekolah Rakyat Harus Bentuk Karakter Peduli Lingkungan

JAKARTA – Menteri Lingkungan Hidup (LH), Hanif Faisol Nurofiq menegaskan komitmen pemerintah dalam membangun pendidikan gratis yang inklusi sekaligus ramah lingkungan.

Hal ini disampaikannya saat melakukan kunjungan kerja ke Sekolah Rakyat di Kabupaten Tabanan, Bali, Sabtu (13/9/2025).

Hanif mengatakan, kehadiran sekolah ini menjadi bukti nyata integrasi antara program pengentasan kemiskinan dengan agenda pembangunan berkelanjutan di bidang lingkungan hidup. Sekolah Rakyat Tabanan saat ini menampung 73 siswa jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Program ini merupakan bagian dari inisiatif nasional Presiden Prabowo Subianto untuk memastikan anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem tetap mendapatkan hak pendidikan yang setara.

“Namun, lebih dari sekadar akses akademik, sekolah ini diarahkan menjadi pusat pembentukan karakter generasi muda yang peduli terhadap kelestarian lingkungan,” ucap Hanif dalam keterangannya di terima di Jakarta, Minggu (14/9/2025).

Sekolah Rakyat, kata Hanif, para siswa dibiasakan memilah sampah organik, anorganik, dan B3 sebagai bagian dari kurikulum pendidikan lingkungan dan karakter.

Ia berharap pembiasaan ini dapat menumbuhkan kesadaran sejak dini tentang pentingnya pengelolaan sampah yang bertanggung jawab, membangun budaya hidup bersih, serta mencetak generasi hijau yang peduli bumi.

Selain itu, Hanif menyampaikan bahwa sekolah ini merupakan sinergi nyata antara kebijakan pemerintah pusat dengan agenda lingkungan hidup berkelanjutan.

“Sekolah Rakyat adalah wujud nyata perhatian Bapak Presiden Prabowo Subianto, agar anak-anak dari keluarga kurang mampu memiliki masa depan yang setara,” ucapnya.

“Bagi kami, sekolah ini juga menjadi ruang strategis untuk menanamkan kesadaran ekologis sejak dini. Anak-anak yang belajar di sini bukan hanya calon pemimpin bangsa, tapi juga calon penjaga bumi,” tambah Hanif.

Lebih lanjut, Hanif menekankan bahwa pendidikan berbasis lingkungan harus menjadi bagian penting dari transformasi pendidikan nasional.

“Krisis iklim adalah tantangan besar abad ini. Dengan menanamkan pengetahuan dan sikap peduli lingkungan sejak bangku sekolah, kita sedang menyiapkan generasi yang bukan hanya cerdas secara akademik, tapi juga tangguh menjaga keberlanjutan hidup bangsa,” jelasnya.

Kunjungan ini diharapkan menjadi momentum memperkuat integrasi pendidikan inklusif dengan agenda lingkungan hidup nasional.

“Ke depan, Sekolah Rakyat di Tabanan ditargetkan menjadi model sekolah berasrama ramah lingkungan yang mampu menjadi contoh praktik baik dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya di bidang pendidikan berkualitas, pengentasan kemiskinan, dan aksi nyata menjaga lingkungan hidup,” pungkas Hanif.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *