Nasional

Ketum Perisai SI Tegaskan Dukungan pada Aparat Hukum, Minta Transparansi Penindakan Oknum

JAKARTA – Ketua Umum Perisai Syarikat Islam, Aditya Yusma, menyampaikan sikap resmi organisasi terkait aksi demonstrasi 28 Agustus 2025 yang menyisakan duka mendalam.

Ia menegaskan bahwa demokrasi dan keutuhan NKRI adalah harga mati, sekaligus menyampaikan belasungkawa atas wafatnya seorang pengemudi ojek online, Affan Kurniawan, korban demo 28 Agustus.

“Perisai Syarikat Islam turut berduka cita dan berbelasungkawa kepada keluarga korban. Semoga almarhum diampuni segala dosa-dosanya dan Allah SWT memberikan tempat yang mulia di sisi-Nya. Kepada keluarga yang ditinggalkan semoga diberi ketabahan dan kesabaran. Mari seluruh masyarakat Indonesia bersama-sama membaca Surat Al-Fatihah untuk almarhum. Al-Fatihah… Aamiin ya rabbal ‘alamin,” ujar Aditya.

Dalam kesempatan yang sama, Aditya juga menegaskan bahwa Perisai Syarikat Islam mengajak seluruh masyarakat untuk berdoa bersama bagi almarhum Affan Kurniawan.

Doa tersebut bukan hanya bentuk penghormatan kepada almarhum, tetapi juga pengingat bahwa demokrasi harus dijaga dengan damai dan penuh kemanusiaan.

Aditya menyampaikan apresiasi kepada Presiden Prabowo Subianto yang bergerak cepat mengambil sikap tegas; serta kepada Kapolri yang tidak hanya hadir menemui keluarga korban secara langsung, tetapi juga memerintahkan agar tujuh oknum Brimob yang terlibat ditindak tegas dan transparan sesuai hukum yang berlaku.

Ia juga memberikan dukungan penuh kepada Kapolri dan Kapolda Metro Jaya yang menunjukkan sikap berani dengan menindak anggota yang terbukti melanggar prosedur dalam pengamanan aksi.

“Langkah ini adalah bentuk keberanian moral dan tanggung jawab besar dari seorang pemimpin. Transparansi dan ketegasan ini penting agar masyarakat merasa dilindungi, serta kepercayaan publik terhadap aparat hukum tetap terjaga,” tegasnya.

Namun, Aditya mengingatkan bahwa di tengah emosi yang memuncak, bangsa ini harus tetap tenang dan bersatu.

“Jangan sampai duka ini memecah belah kita. Jangan sampai peristiwa yang seharusnya menjadi pengingat tentang pentingnya kemanusiaan justru berubah menjadi bara api yang memicu perpecahan. Saya mengajak seluruh masyarakat untuk menahan diri, tidak terprovokasi oleh narasi yang bersifat provokatif, dan tidak memperpanjang kegaduhan yang justru menyakiti bangsa sendiri. Kita harus belajar menenangkan hati di tengah badai, untuk meredam amarah agar tidak melahirkan luka baru,” pesannya.

Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya pendekatan persuasif dalam penanganan aksi massa.

“Kami berharap tidak ada lagi insiden serupa di masa depan. Pendekatan persuasif dan kemanusiaan harus selalu menjadi prioritas dalam menghadapi dinamika aksi massa, agar suara rakyat tetap terjaga tanpa harus menimbulkan korban,” ujar Aditya.

Menurutnya, demokrasi adalah hak setiap warga negara, namun kebebasan berekspresi tidak boleh digunakan untuk kepentingan pribadi atau golongan yang merusak tatanan.

Ia menegaskan bahwa Perisai Syarikat Islam berdiri tegak bersama pemerintah dalam menjaga NKRI, serta memastikan ruang demokrasi tetap hidup, sehat, dan bermartabat.

Sebagai penutup, Aditya menyampaikan pesan sejuk: “Demokrasi tidak boleh menjadi alasan untuk berpecah; justru melalui demokrasi kita belajar menghormati perbedaan, mengedepankan persatuan, dan bersama menjaga NKRI.”

“Jangan sampai ada pihak yang menunggangi demokrasi untuk kepentingan pribadi atau golongan; NKRI adalah harga mati, dan demokrasi harus kita rawat bersama,” tegasnya.

Pernyataan Ketum Perisai ini ditutup dengan ajakan kepada seluruh masyarakat untuk menjaga kondusivitas, menghargai kebebasan berpendapat dengan damai; serta menempatkan persatuan bangsa di atas segalanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *