Konektivitas Bengkulu–Enggano Dibuka Lebih Cepat, Menko AHY: Peluang Ekonomi Terbuka Lebar
JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menegaskan pemerintah pusat memastikan pembangunan konektivitas Bengkulu–Enggano terus dipercepat. Hal itu disampaikannya saat memimpin rapat koordinasi (rakor) tindak lanjut Instruksi Presiden Nomor 12 Tahun 2025 di Bengkulu, Selasa (16/9).
AHY menyampaikan, pertemuan di Bengkulu merupakan bentuk komitmen pemerintah pusat untuk hadir langsung melihat progres pembangunan. Pulau Enggano sebagai salah satu pulau terluar Indonesia mendapat perhatian khusus karena transportasi laut dan udara menjadi kunci mobilitas warga serta distribusi logistik.
“Instruksi Presiden ini menuntut kerja terpadu dari seluruh pihak. Bukti nyata terlihat dari terbukanya alur pelayaran, sehingga pemulihan pelayanan transportasi laut berjalan lebih cepat,” ujar Menko AHY dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (17/9/2025).
AHY juga meninjau Pelabuhan Pulau Baai yang menjadi penghubung utama Bengkulu–Enggano, sebelum rapat koordinasi berlangsung. Pelabuhan tersebut menjadi salah satu penghubung untuk konektivitas pembangunan.
Ia menyebut, pembukaan alur pelayaran di pelabuhan tersebut berhasil dilakukan lebih cepat dari target. Semula ditargetkan pada 31 Agustus 2025, pelayaran sudah bisa dibuka sejak 7 Juli 2025. Kapal pertama yang beroperasi adalah KMP Pullo Tello untuk melayani kebutuhan warga Enggano.
Hingga pertengahan September, tercatat lebih dari 400 pergerakan kapal di Pelabuhan Pulau Baai, termasuk kapal roro, perintis, kapal BBM, hingga kapal niaga umum.
“Alhamdulillah, target yang seharusnya 31 Agustus justru bisa kita selesaikan lebih cepat pada 7 Juli. Ini overprestasi berkat kerja keras semua pihak,” ucap AHY.
Meski demikian, ia mengingatkan persoalan sedimentasi dan abrasi di pelabuhan masih harus ditangani.
Pemerintah, kata AHY, akan melakukan normalisasi garis pantai serta memperkuat dermaga agar solusi yang ditempuh lebih permanen. Ia menyebut langkah itu penting agar biaya penanganan tidak membengkak setiap tahun.
“Kalau ini dibiarkan berulang, biaya yang dikeluarkan akan sangat besar. Karena itu kita tidak boleh berhenti pada solusi jangka pendek, tetapi membangun sistem yang kokoh dan berkelanjutan. Dengan begitu Bengkulu dan Enggano bisa berkembang lebih pesat,” jelas Menko AHY.
Selain pembangunan pelabuhan, berbagai kemajuan lain juga dicapai. Listrik di Enggano kini sudah beroperasi 24 jam dengan cadangan daya hingga 60 hari. Jaringan telekomunikasi di Desa Banjarsari aktif sejak 4 Agustus 2025, dan frekuensi penerbangan Bengkulu–Enggano meningkat dari dua menjadi empat kali per minggu.
Menurut AHY, pembangunan infrastruktur ini tidak hanya soal fisik, tetapi juga membawa dampak langsung bagi masyarakat.
“Pembangunan infrastruktur bukan sekadar beton dan aspal, melainkan menghadirkan harapan baru bagi masyarakat. Masyarakat Enggano harus merasakan bahwa negara hadir untuk mereka,” katanya.
Lebih jauh, ia berharap konektivitas yang semakin baik akan membuka peluang ekonomi baru di Enggano, mulai dari perdagangan, layanan kesehatan, hingga sektor wisata.
“Melalui kapal dengan kapasitas yang lebih besar, pelayanan transportasi tidak hanya semakin lancar, tetapi juga membuka peluang hadirnya fasilitas kesehatan, perdagangan, serta pengembangan ekonomi baru di pulau,” ucap AHY.
Untuk itu, Menko AHY menegaskan, keberhasilan sejauh ini merupakan hasil kerja bersama berbagai pihak, baik pemerintah pusat, daerah, maupun BUMN.
Ia mengapresiasi seluruh pihak yang telah bekerja keras, menurutnya tanpa kolaborasi, mustahil program sebesar ini dapat berjalan dengan baik.
“Kita harus kawal hingga tuntas agar pembangunan di Bengkulu dan Enggano benar-benar menghadirkan kesejahteraan bagi masyarakat,” pungkas Menko AHY.
